Selasa, 11 April 2017

PENGUAT VIDEO

A.  Fungsi bagian penguat Video IF
Penguat Video IF merupakan sebuah Band Pass Amplifier yang berfungsi untuk memperkuat frekuensi menengah atau IF (Intermediate Frequency) sinyal pembawa gambar yang berasal dari keluaran tuner agar levelnya mencukupi untuk dideteksi oleh bagian video detektor. Untuk sistem PAL BG seperti di Indonesia spektrum frekuensi penguat video IF menggunakan center pada frekwensi 38.9Mhz untuk IF sinyal pembawa gambar (video carrier) dan 33.4Mhz untuk sinyal IF pembawa suara (sound carrier).

B.  Penggunaan frekwensi IF
Frekuensi yang digunakan oleh stasiun siaran televisi sangat luas sekali , mulai dari frekuensi 30Mhz hingga 900Mhz. Sinyal yang diterima antena televisi sangat lemah sekali (hanya sekian per juta volt), dimana sinyal ini harus diperkuat agar levelnya kurang lebih menjadi sekitar 2v pp (peak-to-peak). Sangat sulit untuk mendesain sebuah penguat frekuensi tinggi yang stabil yang mampu bekerja pada spektrum frekuensi yang demikian luas seperti ini. Akhirnya ditemukan suatu cara penerimaan yang dinamakan sistem “Superheterodyne” dimana dengan cara ini dari berbagai macam frekuensi yang diterima antena perlu dirubah menjadi “hanya satu macam frekuensi” saja, sehingga akan lebih mudah dalam mendesain dan membuat bagian penguatnya.

C.  Bagian penguat Video IF
Ø  Sensitivitas penerimaan atau kemampuan menerima sinyal dari antena yang lemah tetapi tetap dapat memberikan kualitas gambar yang bersih dari noise.
Ø  Selektivitas penerimaan atau kemampuan untuk memisahkan gangguan dari chanel yang berdekatan
Ø  Kualitas gambar atau kemampuan untuk memberikan detail (resolusi) gambar yang tajam.

D. Penerima (receicer) Superheterodin
Penerima radio yang langsung memilih frekwensi yang diterima antena, memperkuat sinyal yang diterima dan kemudian langsung dideteksi dinamakan penerima “stright” atau penerima langsung. Sistim penerima seperti ini mempunyai banyak kelemahan antara lain karena kurang sensitif dan tidak selektif.
Sistim penerimaan yang dinamakan superheterodin diperkenalkan oleh Edwin Armstrong pada tahun 1918 untuk memperbaiki cacat penerima stright, dimana sistim ini hingga sekarang terus digunakan. Pada sistim superheterodin sinyal yang diterima antena dirubah dahulu menjadi frekwensi IF (frekwensi menengah) dengan menggunakan sirkit RF osilator dan mixer.
Besarnya frekwensi IF untuk penerima :

Ø  AM receicer 455/450Khz
Ø  FM receiver 10.7Mhz
Ø  TV  receiver ada beberapa sistim yaitu 38.0/38.9/45.75/Mhz. Teve sistim PAL BG/DK menggunakan center frekwensi IF 38.9Mhz.
Ø  TV satelit receicer 70Mhz
Ø  Radar receiver 30Mhz
Ø  Komunikasi receiver dengan gelombang mikro 70/250Mhz

E.  Bagian-bagian dari penguat video IF

1.  Penyesuai impedansi input (Impedance Matching)
Sirkit yang tersiri dari resistor dan kapasitor atau induktor (coil) untuk menyesuaiakan dengan impedansi output Tuner.

2.  IF Pre amplifier
Pemakaian SAW filter menyebabkan terjadi kerugian level sinyal video IF atau istilah teknisnya “insertion loss”.  Sebuah penguat Pre-amp  yang menggunakan sebuah transistor digunakan untuk meg-“kompensasi” akibat  kerugian ini.

3.  SAW filter (Surface Acoustic Wave)
Merupakan “filter band pass” yang hanya akan melewatkan frekwensi pembawa gambar dengan center frekwensi 38.9Mhz dan sinyal pembawa suara dengan center frekwensi 33.4Mhz. Atau secara keseluruhan SAW fiter mempunyai “frekwensi respons” (melewatkan hanya frekwensi) mulai dari 33.15 hingga 40.15Mhz. Kita patut sangat berterima kasih dengan penemuan alat semacam ini, sebab sebelum diketemukan SAW filter pada teve model sebelum tahun 80’an, untuk membuat filter band pass semacam ini dibutuhkan sirkit yang terdiri 3 hingga 5 buah macam coil yang perlu diajust pada berbagai macam frewkwnsi yang berbeda. Dan ajustmen hanya dapat dilakukan dengan peralatan yang khusus.
Kelebihan penggunaan SAW filter :
Ø  Dengan SAW filter kita tidak perlu lagi melakukan adjustmen.
Ø  Bentuknya kompak, kecil dan kuat tidak gampang rusak.
Ø  Kerjanya stabil pada jangka yang lama.
Ø  dapat memberikan kualitas gambar yang bagus
Kelemahan SAW filter
SAW filter bekerja dengan cara merubah getaran listrik frekwensi tinggi menjadi getaran mekanik akustik pada bagian input, dan kemudian merubah kembali menjadi getaran listrik pada bagian output. Hal ini menyebabkan terjadi kerugian level sinyal atau disebut “insertion loos”. Oleh karena itu maka dibutuhkan satu tingkat penguat transistor untuk mengkompensasi kerugian semacam ini.
Kenapa dinamakan SAW filter.
Getaran mekanik menjalar lewat benda padat melalui 2 macam cara
Ø  Bulk wave – gelombang menjalar melalui bagian dalam benda padat.
Ø  Surface wave – gelombang menjalar melalui bagian permukaan benda padat.
Pada SAW filer sinyal input menjalar ke bagian output melalui bagian permukaan sejenis kristal yang digunakan sebagai bahan pembuatannya.
Pin-out SAW filter yang berbentuk in-line (sisir)
1)      Input
2)      Input Gnd
3)      Chip Gnd
4)      Output (IF in)
5)      Output (IF in)

4.  Penguat IF
Umumnya sirkit penguat IF menggunakan tiga tingkat penguat kaskade untuk memperkuat sinyal video IF. Sirkit menggunakan “balance input” dari SAW filter.

5.  AGC (Automatic Gain Control)
Sinyal gambar dimodulasikan menggunakan sistim AM (amplitudo modulasi). Oleh karena itu cacat amplitudo akan dapat menyebabkan gambar rusak. Penguat video IF dirancang agar keluaran dari sirkit video detektor adalah konstant sebesar 2v pp. Padahal kekuatan sinyal RF input yang diterima oleh antena berbeda-beda pada setiap stasiun pemancar.  Jika sinyal RF yang diterima antena terlalu kuat, maka dapat mnyebabkan sinyal keluaran melebihi 2v pp, dan hal ini dapat menyebabkan sinkronisasi sinyal gambar cacat atau hilang sama sekali karena terpotong (clipped). Untuk mencegah hal ini terjadi maka digunakan sirkit AGC, yang fungsinya adalah  untuk “mengurangi faktor penguatan” bagian penguat video IF jika sinyal RF yang diterima terlalu kuat, dengan tujuan untuk menjaga agar level keluaran sinyal video tetap terjaga konstan pada level 2v pp. AGC bekerja dengan sistim loop umpan balik tertutup, kuat lemahnya sinyal keluaran dari sirkit video detektor digunakan sebagai umpan balik untuk pengendalian faktor penguatan pada bagian IF amplifier dan Tuner.
Ada 2 macam sirkit AGC yang bekerja pada bgaian video IF :
Ø  IF AGC – Merupakan sirkit internal didalam ic video IF yang berfungsi untuk mengurangi faktor penguatan bagian sirkit penguat video IF.
Ø  RF AGC – Merupakan sirkit yang bekerja eksternal.  Jika penguatan bagian penguat video IF sudah minimal tetapi sinyal yang diterima masih terlalu kuat, maka akan bekerja eksternal AGC yang akan mengurangi faktor penguatan bagian penerima Tuner
Ada beberapa tipe sirkit AGC
Ø  Average AGC (AGC rata-rata) – AGC diatur oleh level tegangan rata-rata sinyal video. Hasilnya kurang bagus, sebab dipengaruhi oleh besar kecilnya level sinyal video, padahal kuatnya sinyal RF antena tetap.
Ø  Peak level AGC – AGC diatur oleh besarnya level puncak sinyal sinkronisasi. Hasilnya lebih baik dari average AGC.
Ø  Delayed AGC – atau AGC yang ditunda. Artinya jika sinyal yang diterima masih lemah tidak terlalu kuat maka AGC belum akan aktip bekerja. AGC baru akan mulai bekerja jika sinyal yang diterima antena sudah melebihi level yang ditentukan.

6.  PLL atau VCO video detektor
Istilah lainnya yang kadang digunakan untuk sirkit  ini adalah Video demodulator, Low level detector.  Teve jaman kuno detektor menggunakan diode germanium yang bekerja seperti prinsip diode penyearah. detektor semacam ini mempunyai kelemahan dimana informasi gambar akan kehilngan deteil pada sinyal gambar yang levelnya kecil. Sehingga saat ini video detektor menggunakan sirkit low level detektor. Sistim kerjanya secara detail bermacam-macam tergantung dari desain pabrikan ic tersebut.
Salah satunya adalah seperi contoh dibawah ini.
Adalah VCO (voltage control osilator) merupakan pembangkit frekwensi tinggi dimana frekwensinya dapat dikendalikan secara otomatis dengan sirkit PLL (Phase Lock Loop) agar  frekwensi dan phasanya selalu tepat  dengan frekwensi sinyal pembawa IF 38.9Mhz. Sinyal ini digunakan untuk mendeteksi atau “menyaring”  sinyal gambar dari sinyal pembawanya (atau memisahkan sinyal video dari sinyal pembawa gambar 38.9Mhz).
Pada sirkit video IF model lama masih membutuhkan eksternal coil yang perlu diajust tepat pada frekwensi 38.9Mhz. Tetapi perkembangan selanjutnya pada model-model baru tidak lagi digunakan eksternal coil ini, dan adjustmen dapat dilakukan oleh mikroprosesor melalui komunikasi data IC2CBus (SDA/SDL).
Ada 2 macam sinyal keluaran dari sirkit video detektor, yaitu
Ø  Sinyal gambar atau CVBS yang akan diproses oleh bagian video prosesor untuk mendapatkan kembali sinyal RGB setelah melalui sirkit “sound trap 5.5Mhz” untuk mencegah agar sinyal suara FM 5.5 tidak ikut masuk.
Ø  Sinyal pembawa suara FM 5.5 Mhz yang akan diproses oleh bagian FM audio prosesor untuk mendapakan sinyal suara (audio) setelah melalui BPF (band pass filter) 5.5Mhz

7.  AFT (Automatic Fine Tuning)
Karena faktor kelembaban, faktor panas, faktor waktu pemakaian teve maka frekwensi tuning pada Tuner dapat bergeser karena karakteristik komponen-komponennya yang berubah.  Dimana hal ini dapat menyebabkan warna hilang atau suara ngeses/kemresek. Untuk menjaga problem seperti ini terjadi maka digunakan sirkit AFT.
Jika tegangan tuning bergeser maka akan mengakibatkan frekwensi keluaran dari tuner tidak lagi tepat pada 38.9Mhz, misalnya keluaran menjadi 38 Mhz.  Sirkit AFT akan membandingkan frekwensi keluaran ini dengan frekwensi referensi coil AFT yang diadjust tepat pada 38.9. Kalau ada perbedaan frekwenis sirkit AFT akan meng-output-kan “tegangan koreksi dc” lewat pin AFT-out ke bagian mikrokontrol, dan mikrokontrol akan mengkoreksi tegangan tuning yang bergeser ini sehingga frekwensi keluaran dari tuner kembali tepat pada 38.9Mhz. Jadi tepatnya sirkit AFT berfungsi untuk menjaga keluaran dari tuner agar selalu tepat pada frekwensi 38.9Mhz.
Pada sirkit model lama AFT masih membutuhkan eksternal coil yang harus diadjust tepat pada frekweni 38.9Mhz, tetapi pada model-model baru eksternal coil  sudah tidak diperlukan lagi.
Switch AFT on-off
Ø  Pada teve model lama terdapat manual switch “AFT on-off” pada bagian front panel. Pada saat melakukan pemrograman chanel posisi harus “off”. Setelah selesai melakukan pemrograman semua chanel, maka harus kembalikan lagi pada posisi “on”
Ø  Pada teve model baru switch semacam ini sudah tidak diketemukan lagi, tetapi secara otomatis akan dilakukan oleh mikrokontrol. Pada saat dilakukan manual/auto search otomatis AFT pada kondisi “off”.
Ø  Nomor Chanel yang telah dirubah dengan “Fine tuning” maka AFT otomatis akan menjadi “off” tidak bekerja dan biasanya ditandai dengan warna nomor chanel yang berubah menjadi kuning.
Tegangan AFT mempunyai fungsi ganda, yaitu
Ø  Menjaga secara otomatis agar tegangan tuning selalu tepat.
Ø  Sebagai sinyal kontrol saat manual/auto search agar dapat stop secara otomatis atau dimemori secara otomatis bersama dengan sinyal “video indentifikasi”.

8.  Noise Inverter
Sirkit noise inverter dipasang sesudah sirkit video detektor.  Digunakan untuk menghilangkan gangguan noise frewkwnsi tinggi. yang ada pada sinyal gambar (video).
Ada 2 macam gangguan frekwensi tinggi, yaitu
Ø  Black noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna hitam.
Ø  White noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna putih.
Dinamakan noise inverter, karena pada sirkit ini untuk menghilangkan noise digunakan sebuah sirkit inverter. Suatu sirkit filter frekwensi tinggi digunakan untuk menyaring agar hanya frekwensi tinggi yang berisi noise saja yang dapat lewat. Kemudian frekwensi tinggi ini phasanya dibalik 180 derajad. Sinyal frekwensi tinggi yang phasanya dibalik ini kemudian dicampur (mixing) dengan sinyal video yang masih mengandung noise. Hasilnya sinyal frekwensi tinggi yang phasenya dibalik akan saling menghilangkan dengan noise frekwensi tinggi yang dibawa sinyal video, karena phasenya berlawanan.  Maka keluaran dari noise inverter akan merupakan sinyal video yang bebas dari noise.

9.  Video Indentifikasi (ID)
Istilah lainnya adalah SD (Sync Detect) atau HS (Hor Sync). Merupakan sirkit yang akan meng-output-kan tegangan pulsa dc jika bagian penguat video IF menerima siaran teve. Sinyal ini sebenarnya merupakan sinyal “sinkronisasi horisontal”.
Sinyal ini digunakan untuk membedakan antara sinyal teve dari gangguan sinyal lainnya yang mungkin diterima antena,  misalnya harmonic dari siaran amatir dan berfungsi untuk :
Ø  Sebagai refernsi sinyal stop pada saat manual/auto search dengan sinyal tegangan AFT. Pada saat manual/auto search pin-video indentifikasi akan berubah sesaat dari nol menjadi “high” ketika pas terima siaran.
Ø  Sebagi kontrol sinyal video-mute (blue back). Jika tidak terima siaran maka pin-video indentifikasi tegangannya nol. Tegangan ini diiputlan ke mikrokontrol dan selanjutnya mikrokontrol akan melakukan audio/video muting.
Sirkit video IF model lama belum menggunakan sirkit semacam ini, karena model lama belum mempunyai fasilitas manual/auto search.
Contoh pin-keluar sinyal video indentifiction
Ø  TA8690   –  pin-21
Ø  LA76810A – pin-22
Ø  TDA8361/62 –  pin-14
Ø  TB1238  – pin-31
Ø  Pada ic model baru video indentifikasi menggunakan komunikasi lewat IC2Bus (SDA/SCL)

Kamis, 06 April 2017

TUGAS ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

BAB 6
Radio Pemancar

Sebuah pemancar radio menghasilkan sinyal pembawa, memberikan power amplifier dan menyesuaikan modulasi. Pemancar sederhana, sebuah osilator yang berkondisi off dan on untuk menghasilkan kode morse. Sebagian besar saluran yang digunakan dari osilator kristal untuk menghasilkan pembawa akurat dan stabil frekuensi, penguat penyangga memiliki osilator gelombang pembawa isolat dari beban, satu atau lebih driver meningkatkan amplifier untuk daya RF. dan power amplifier akhir, bahwa sinyal berlaku untuk antena. Stasiun AM, amplifier kelas C digunakan untuk meningkatkan daya RF. Tahap terakhir adalah termodulasi. Frekuensi modulasi pemancar menggunakan kelas C amplifier untuk meningkatkan daya RF. Dalam kelas A saat penguat kolektor terus mengalir, output berbanding lurus dengan Input, Oleh karena itu, itu adalah penguat linear. Amplifier Kelas B bias di cutoff sehingga arus kolektor mengalir untuk 180 derajat dari siklus masukan. Amplifier Kelas B biasanya terhubung dalam rangkaian push-pull dimana transistor menguatkan masing-masing setengah dari sinyal input. Kolektor pulsa saat ini di kelas C penguat diubah menjadi gelombang sinus terus menerus saat  resonansi. Amplifier RF berosilasi oleh umpan balik dari kapasitansi transistor internal. Hal ini dapat dihilangkan atau dicegah dengan netralisasi, proses yang membatalkan umpan balik dengan out-of-fase umpan balik. Pengganda frekuensi dapat diimplementasikan dalam untuk menghasilkan frekuensi output yang lebih tinggi. Dalam sebuah pemancar FM, peningkatan pengganda frekuensi deviasi dan frekuensi pembawa. Amplifier Linear menggunakan kelas A atau B dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat energi AM-SSB sinyal. Impedansi yang cocok jaringan digunakan untuk amplifier RF dan beberapa untuk interkoneksi antena untuk memastikan transfer yang optimal. Transfer daya maksimum terjadi ketika impedansi sama dengan impedansi sumber pembangkit. Radio-frekuensi transformator biasanya dibangun dengan core bubuk besi berbentuk donat disebut toroids. Induktor dibuat dengan core cincin untuk induktansi diberikan lebih kecil Gunakan lebih sedikit gulungan, lebih tinggi Q dan tidak memerlukan pelindung. Sebuah balun adalah transformator dengan cara yang khusus dengan lingkaran keseimbangan tidak seimbang pada transformasi atau sebaliknya untuk menyediakan pencocokan impedansi (Mathcing). Toroida transformator dan baluns adalah perangkat broadband beroperasi lebih lebar dari bandwidt. Broadband, linear, yg tak disetel power amplifier RF memberikan keuntungan pada rentang frekuensi yang luas. Batas suara clipper menggunakan dioda dengan amplitudo sinyal modulasi sinyal audio. Sebuah low-pass filter meratakan setiap kliping distorsi, dan mencegah sidebands berlebihan. Kompresor Voice otomatis mendapatkan kontrol (AGC) sirkuit untuk membatasi amplitudo audio. Penguatan sirkuit berbanding terbalik dengan amplitudo sinyal audio. AGC circuit, penyearah dan filter mengubah audio atau RF di tegangan yang mengontrol gain untuk mencegah audio atau RF amplifier overdrive. Keuntungan dari penguat transistor dapat divariasikan dengan memvariasikan arus kolektor.



BAB
7 Penerima Komunikasi

Bagian paling penting dari setiap penerima adalah Front End  yang terdiri dari penguat RF dan mixer dan rangkaian penala. Bagian tersebut digunakan untuk memperoses sinyal meskipun sinyal tersebut lemah. Pada receiver yang didesain dengan frekuensi di bawah 30mhz tidak digunakan penguat RF karena tidak aktfif. Penguat RF digunakan untuk menguatkan sinyal yg amplitudonya lemah sehingga dapat digunakan dalam proses mixing. Penguat RF biasanya dapat menguatkan 10 – 30 dB. Penguat RF biasanya adalah penguat kelas A. Jika penguat RF mengunakan BJT maka hanya digunakan untuk frekuensi rendah. Namun jika menggunakan FET maka digunakan untuk frekuensi VHF bahkan UHF. Penggunaan transistor jenis FET seperti JFET dan MOSFET lebih effisien dibanding BJT karena lebih sedikit daya dan lebih aman dari noise. Pada penerima RF antena langsung dihubungkan ke basis transistor. Hal ini untuk mebuat pita jaringan lebih luas dan penguat dapat menguat kan semua sinyal yg melalui antena sekaligus.
Bentuk paling sederhana dari penerima komunikasi adalah Tuned Radio Frequency (TRF) penerima yang menyediakan RF dan AF gain, selektivitas, dan demodulator. Dua karakteristik utama dari penerima adalah selektivitas dan sensitivitas. Selektivitas adalah kemampuan untuk memisahkan sinyal pada frekuensi yang berbeda. Kelemahan dari penerima TRF kesulitan tuning dan selektivitas bervariasi dengan frekuensi. Masalah-masalah ini dari penerima TRF dieliminasi dengan menggunakan superheterodyne (superhet) penerima. Sebuah superhet menggunakan mixer untuk menerjemahkan sinyal yang masuk ke frekuensi yang lebih rendah, yang dikenal sebagai frekuensi menengah (IF), di mana keuntungan tetap dan selektivitas dapat diperoleh.
Sebagian besar keuntungan dan selektivitas dalam superhet sebuah diperoleh dalam penguat IF. Federasi Rendah lebih disukai karena selektivitas yang lebih tinggi dan stabilitas yang lebih baik dapat diperoleh dengan sirkuit sederhana. Federasi rendah biasanya menyebabkan masalah gangguan citra. Sebuah gambar adalah sinyal pada frekuensi terpisah dari frekuensi sinyal yang diinginkan oleh 2 kali nilai IF yang mengganggu penerimaan. Pencampuran akan mengkonversi kedua sinyal yang diinginkan dan gambar ke IF. Gambar gangguan disebabkan oleh miskin masukan selektivitas penerima yang tidak memadai menolak gambar. Gambar gangguan dapat dikurangi dengan menggunakan superhet konversi ganda yang menggunakan dua pencampuran dan Federasi. IF pertama adalah tinggi untuk menghilangkan gambar, dan yang kedua adalah rendah untuk memastikan selektivitas yang baik. Bagian paling penting dari setiap penerima adalah ujung depan yang terdiri dari penguat RF dan pencampuran sebagai sirkuit ini menambahkan paling bising/gangguan ke sinyal yang lemah.
Sebagian besar penerima mendapatkan selektivitas mereka dari sirkuit LC double-tuned. Sebagian besar penerima memiliki sirkuit AGC sehingga jangkauan dinamis yang lebar dari masukan amplitudo sinyal memindai ditampung tanpa distorsi. Sebuah AGC sirkuit meluruskan IF atau keluaran demodulator ke dc untuk mengontrol IF amplifier yang didapat. Keuntungan dari transistor bipolar dapat bervariasi dengan mengubah kolektor saat ini. Dalam terbalik AGC peningkatan tegangan AGC mengurangi arus kolektor. Di depan AGC, peningkatan tegangan AGC meningkatkan arus kolektor. Keuntungan dari MOSFET dua-gerbang di penguat IF dikendalikan dengan memvariasikan tegangan dc pada gerbang kedua. kontrol frekuensi otomatis (AFC) adalah sistem umpan balik yang mirip dengan AGC yang digunakan untuk mengoreksi arah frekuensi dan ketidakstabilan di LO dari VHF, UHF, dan penerima frekuensi gelombang mikro. Sebuah rangkaian memadamkan digunakan untuk memotong keluaran suara untuk mencegah suara mengganggu sampai sinyal diterima. Entah sinyal suara atau kebisingan latar belakang dapat digunakan untuk mengoperasikan sirkuit memadamkan. Terus menerus tone control memadamkan (CTC) sirkuit mengizinkan sinyal selektif dengan hanya mengizinkan nada frekuensi rendah untuk memicu memadamkan tersebut. Sebuah osilator beat frekuensi (BFO) digunakan dalam SSB dan CW penerima untuk memberikan pembawa yang akan bercampur dengan sinyal masukan dalam demodulator untuk menghasilkan keluaran suara.

Uji Mandiri bagian 6 Radio Pemancar ( Halaman 107 & 108 )
12.  Linier amplifier digunakan untuk membangkitkan sinyal AM dan SSB.
13.  Sebuah amplifier kelas C digunakan untuk meningkatkan kekuatan sinyal FM.
14.  Penguatan linier beroperasi pada kelas A, B dan AB.
15.  Sebuah transistor kelas A memiliki efisiensi 50%. Nilai keluaran adalah 27W, daya yang hilang dalam transistor tersebut adalah 27 W.
16.  Penguatan kelas A menerima 360o sebuah gelombang sinus sebagai input.
17.  Benar atau salah. Tanpa input, sebuah penguat kelas B tidak akan berfungsi? Benar.
18.  Penguat kelas B RF secara normal digunakan pada konfigurasi tarik ulur.
19.  Sebuah penguat kelas C menerima untuk mengubah 90o ke 150o sinyal input.
20.  Dalam penguat kelas C, aliran arus kolektor dalam bentuk denyut (sinusoidal).
21.  Dalam penguatan kelas C, hasil keluaran berupa sinyal lengkap dihasilkan oleh rangkaian resonansi dan penala.
22.  Efisiensi penguatan kelas C dalam jangkauan 60% sampai 80%.
23.  Rangkaian penala dalam kolektor penguatan kelas C bekerja sebagai penyaring untuk
      menghilangkan harmonik.
24.  Sebuah penguat kelas C dimana nilai keluaran rangkaian penala sama dengan nilai pengali dari frekuensi masukan disebut pengganda frekuensi.
25.  Frekuensi pengali dengan faktor 2, 3, 4, 5 berurutan. Masukan sebesar 1.5 mhz. Maka nilai output adalah 180 mhz.
26.  Sebuah penguatan kelas C memiliki sumber tegangan DC 28V dan rata rata arus kolektor 1.8A. Daya input adalah 50,4 W.


Uji Mandiri Bagian 7 Penerima Komunikasi ( Halaman 150 & 151 )

53.  Penguatan RF menghasilkan inisial gain dan pilihan pada sebuah receiver tapi juga
      menambahkan noise.
54.  Sebuah noise lemah transistor cenderung pada frekuensi gelombang microwave MESFET atau GASFET terbuat dari gallium arsenide.
55.  Kebanyakan gain dan penyaringan dalam panas berlebih berada pada penguatan IF.
56. Penyaringan dalam penguatan IF biasanya dihasilkan akibat penggunaan rangkaian
       penala diantara prosesnya.
57.  Lebar pita dalam rangkaian penala ganda berubah seiring sudut mutual inductance diantara perputaran primer dan sekunder.
58. Dalam rangkaian penala ganda, minimal lebar pita berada dengan dibawah kopling,
     maksimal lebar pita dengan melebihi kopling dan puncak keluaran berada pada optimal atau kritis kopling.
59.  Sebuah penguatan IF bahwa klip puncak positif dan negatif dari sinyal disebut pembatas.
60.  Kliping terjadi pada amplifier karena transistor didorong oleh sinyal tingkat tinggi ke cut off, saturasi.
61.  Keuntungan dari penguat bipolar kelas A dapat bervariasi dengan mengubah arus dan kolektor
62.  Gain RF – IF keseluruhan penerima adalah sekitar 100 db
63.  Menggunakan amplitudo sinyal yang masuk untuk mengontrol gain dari penerima dikenal sebagai pengontrol gain otomatis.
64.  Rangkaian AGC bervariasi gain dari IF amplifier.
65.  Kontrol tegangan DC AGC berasal dari rangkaian penyearah terhubung ke penguat IF atau deteksi keluaran.
66.  Sebaliknya AGC adalah di mana peningkatan amplitudo sinyal menyebabkan pengurangan dalam arus kolektor pada penguat IF.
67.  AGC bias maju menggunakan peningkatan amplitudo sinyal untuk meningkatkan arus kolektor dimana mengurangi gain dari penguat IF.
68.  AGC dari penguat diferensial yang dihasilkan dengan mengendalikan arus yang dihasilkan oleh sumber arus konstan transistor.
69.  Dalam dual-gate MOSFET IF amplifier, tegangan dc AGC diterapkan pada gerbang kontrol.
70.  Nama lain untuk AGC di penerima AM adalah kontrol volume otomatis.
71.  Dalam penerima AM, tegangan AGC berasal dari detektor dioda.
72.  Sinyal masukan yang besar menyebabkan keuntungan dari penerima menjadi pengurang AGC.
73.  Sebuah rangkaian AFC mengoreksi pelayangan frekuensi di rangkaian osilator lokal.
74.  Tegangan AFC kontrol berasal dari rangkaian demodulator dalam penerima.
75.  Sebuah kapasitor variabel tegangan digunakan dalam rangkaian AFC untuk memvariasikan LO frekuensi.
76.  Sebuah sirkuit yang blok audio sampai sinyal yang diterima disebut sirkuit memadamkan.
77.  Dua jenis sinyal yang digunakan untuk mengoperasikan sirkuit memadamkan audio noise.
78.  Dalam sistem CTCS, frekuensi nada rendah untuk membangkitkan rangkaian pemadam.
79.  Sebuah BFO diperlukan untuk menerima SSB dan sinyal CW.


Frekuensi Transisi Gain Unity
Jika resistansi bulk kolektor yang disimbolkan rc’c artinya maka pengaruh dari kapasitansi base kolektornya diperbesar dengan yang disebut Miller Effect


 


Amplifier Common-Emitter (CE)
Di mana Y0 = Y2 + Yf ,Penguatan maksimum ketika Y0 beresonansi yang berarti bahwa umpan balik kapasitansi harus dimasukkan dalam penalaan output (output tuning). Ada juga pergeseran fasa  didalam penguat kondisi ini. Admittans keluarannya dapat ditulis sebagai berikut.


Dimana


Sehingga gain dapat ditulis sebagai


Jadi input admintasnya adalah

 Amplifier Common-Base
Efek kapasitor umpan balik Ccb’ dapat di nol kan dengan menghubungkan transistor dalam konfigurasi common-base,



 Penguatan daya tersedia
Penguatan daya tinggi diperlukan untuk mempertahankan faktor noise rendah dengan amplifier cascade (formula Friis). Daya tersedia dari sumber adalah

Daya tersedia pada keluaran

Penguatan daya tersedia

Rangkaian Pencampur (Mixer)
Mixer digunakan untuk mengubah sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lain. Ada sejumlah alasan mengapa pengubahan frekuensi itu diperlukan, dan kenyatannya sejumlah proses mixing dipergunakan dalam penerapan khusus, yang tampil dengan nama berbeda. Istilah mixer pada umunya dicadangkan untuk rangkaian yang mengubah sinyal frekuensi radio ke suatu nilai madya (yang dikenal Intermediate Frequency / IF) dan yang memerlukan masukan dari sebuah isolator local (LO = Local Oscillator) untuk melakukannya. Semua rangkaian mixer memanfaatkan kenyataan bahwa apabila dua sinya sinusoidal dikalikan bersama, hasilnya terdiri atas komponen frekuensi yng dijumlahkan dan yang dikurangkan atau selisihnya. Sehinnga dapat dinyatakan sebagai berikut:


Suku yang mengandung frekuensi diatas adalah yang biasa dipilih dengan penyaringan sebagai sinyal intermediate frequency (IF) dalam penerapan tertentu yang lainnya, komponen frekuensi tinggi mungkin yang dipilih. Akan terlihat bahwa tidak satupun dari kedua frekuensi masukan itu hadir dalam keluaran, yang ada hanya frekuensi penjumlahan dan pengurangan.