Senin, 07 November 2016

EKONOMI TEKNIK

ANALISIS EKIVALENSI


Pengertian Ekivalensi
Nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial mempunyai nilai yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika nilai uang dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang sama.

Metode Ekivalensi
Adalah metode yang digunakan dalam menghitung kesamaan atau kesetaraan nilai uang waktu berbeda.
Nilai ekivalensi dari suatu nilai uang dapat dihitung jika diketahui 3 hal :
1.      Jumlah uang pada suatu waktu
2.      Periode waktu yang ditinjau
3.      Tingkat bunga yang dikenakan

Perhitungan Ekivalensi

Nilai Ekivalensi Pengeluaran = Nilai Ekivalensi Penerimaan
Contoh:
                Hari ini budi menabung di bank sebesar Rp 10.000. dua dan empat tahun kemudian ditabungnya lagi masing-masing sejumlah Rp 5.000. maka jumlah uang tabungannya pada tahun ke 7 dar hari ini bila suku bunga i =10 % adalah sebesar Rp 34.195

Rumus-Rumus Bunga Majemuk dan Ekivalensinya
Notasi yang digunakan dalam rumus bunga yaitu :
i (interest)                    = Tingkat suku bunga per periode                            
n (Number)                  = Jumlah periode bunga
P (Present Worth)        = Jumlah uang / modal pada saat sekarang (awal periode/tahun)
F (Future Worth)         = Jumlah uang / modal pada masa mendatang (akhir periode/tahun)
A (Annuity)                 = Pembayaran / penerimaan yang tetap pada tiap periode/tahun
G (Gradient)               = Pembayaran / penerimaan dimana dari satu periode ke periode berikutnya terjadi penambahan atau pengurangan yang besarnya sama

A. Present Worth (Nilai Sekarang)
Nilai Sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode perhitungan P dapat dirumuskan seperti dibawah ini:

P = F / [1+i]n         
,dimana:
F = Nilai yang akan datang;
i = suku bunga;
n= jumlah tahun.

Contoh Soal:
Seorang pemilik perusahaan menabungkan uangnya untuk biaya apabila nanti perusahannya membutuhkan dana untuk penambahan alat. Dengan memperhatikan suku bunga 12% berapa jumlah uang harus ditabung agar dalam waktu 5 tahun pemilik tersebut mendapatkan uang sebesar Rp.50.000.000,- ?
Penyelesaian:
P = F / [1+i]n
P = 50.000.000 / [1+12%]5
P = 50.000.000 / 1,762
P = Rp.28.371.343,-


B. Future Worth (Nilai yang akan datang)
Adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Metode prhitungan F dapat dirumuskan seperti dibawah ini:
F = P [1+i]n         
dimana:
P = Nilai sekarang;
i = suku bunga;
n= jumlah tahun.

Contoh soal:
Seorang peneliti membutuhkan dana untuk penelitiannya di 8 tahun kedepan. Apabila dia menginvestasikan uangnya saati ini sebesar Rp.19.000.000,- berapa uang yang akan didapatkan untuk penelitiannya dengan tingkat suku bunga sebesar 10% ?
Penyelesaian:
F = P [1+i]n
F = 19.000.000 [1+10%]8
F = 19.000.000 [ 2,143]
F = Rp.40.717.000,-


C. Annuity
Adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Annuity dapat dibagi menjadi dua yaitu annuity nilai sekarang dan annuity nilai masa datang.
Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu anuitas.
PAn = A [(S (1+i)n ] = A [ 1 – {1 / (1+ i)n / i } ]
Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.
FAn = A [(1+i)n – 1 ] / i
Dimana A merupakan pembayaran atau pembayaran setiap periode (Annuity)

Contoh soal:
Seorang mahasiswa melakukan sebiah penelitian mengenai alat pendeteksi logam berat untuk dipakai di lautan. Alat tersebut membutuhkan dana sebesar Rp.10.000.000,- yang dapat diangsur proses pembayarannya selama 8 tahun. Dengan suku bunga 10%, berapakah jumlah uang yang harus disediakan oleh mahasiswa tersebut tiap tahunnya?
Penyelesaian:
F = A [(1+i)n-1] / i
A = [F] [i] / [(1+i)n-1]
A = [10.000.000] [10%] / [(1+10%)8-1]
A = [1.000.000] / [1,143]
A= Rp.874.890,-


D. Bunga (Interest)
Bunga adalah uang yang dibayarkan atau dihasilkan dari penggunaan uang. Bunga dapat dibagi menjadi dua yaitu Simple Interest dan Compound Interest.
Simple Interest / SI (Bunga Sederhana) adalah bunga yang dibayarkan / dihasilkan hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam. Dapat dituliskan:
                                                                 
                                                                      SI = Po(i)(n)
Contoh soal:
Seorang mahasiswa menginvestasikan uangnnya untuk keperluan kuliah selama 4 tahun. Jika ia berinvestasi sebesar Rp.500.000,- dengan suku bunga sebesar 15%, berapakah bunga yang akan didapat mahasiswa tersebut?
Penyelesaian:
SI = Po (i) (n)
SI = 500.000 (15%) (4)
SI = Rp.300.000,-

Compound Interest (Bungan Berbunga) Adalah bunga yang dibayarkan / dihasilkan dari bunga yang dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam / dipinjamkan.


E. Waktu (n) dan Investasi Awal (Po)
Istilah lainnya yaitu n menunjukan waktu dalam rumusan perhitungan present worth, future worth, interest, maupun annuity. Waktu ini sangat penting karena menyangkut lamanya investasi berjalan dan sebagai acuan untuk perhitungan keuntungan dari hasil investasi tersebut.

Contoh soal:
Seorang pengusaha menginvestasikan uangnya sebesar Rp.20.000.000,- jika pengusaha tersebut menginginkan agar uangnya menjadi Rp.62.116.000,- berapa lama ia harus menginvestasikan uangnya dengan mempertimbangkan suku bunga sebesar 12% ?
Penyelesaian:
Dalam hal ini kita dapat menggunakan rumus future value:
F = P  [1+i]n
62.116.000 = 20.000.000 [1+12%]n
3,1083 = [1,12]n
n = 1,12log 3,1083
n = 10

jadi pengusaha tersebut harus menginvestasikan uangnya selama 10 tahun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Istilah berikutnya adalah Po atau investasi awal. Investasi awal akan sangat menentukan hasil dari investasi yang kelak akan didapatkan. Untuk menentukan investasi awal juga perlu memperhatikan suku bunga dan lamanya waktu berinvestasi. Dalam rumus perhitungan, Po biasanya akan dihitung bersamaan untuk menentukan bunga sederhana atau Simple Interest.

Contoh soal:
Seseorang mendapatkan bunga sebesar Rp.5.000.000,- dari hasil investasinya. Dengan suku bunga sebesar 12% dan waktu insesatasi selama 12 tahun, tentukanlah investasi awal yang diberikan oleh orang tersebut!
Penyelesaian:
SI = Po [i] [n]
5.000.000 = Po [12%] [12]
Po = 5.000.000 / 1,44
Po = Rp.3.472.222,-


F. Gradient
Pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik dengan kenaikan yang sama atau penurunan yang secara seragam. Kegunaannya untuk pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama tetapi dilakukakan dengan penambahan / pengurangan yang seragam pada setiap akhir periode. Dapat dituliskan
A   = A1 + A2
A2 = G (1 / i - n / (1 + i)n - 1)
      = G (A / G, i, n)
,dimana:
A          = Pembayaran per periode dalam jumlah yang sama
A1        = Pembayaran pada akhir periode pertama
G          = “Gradient” perubahan per periode
N          = Jumlah periode


Contoh soal:
Seorang pengusaha membayar tagihan dalam jumlah yang sama per periode. Perubahan per periode dengan jumlah uang sebesar Rp 30.000.000 selama 4 tahun. Dengan bunga sebesar 15 % per tahun. Berapa jumlah pembayaran pada akhir tahun pertama?
Penyelesaian:
A2         = G (A/G i n)
              = Rp 30.000.000 (A/G 15 % 4)
              = Rp 30.000.000 (0,5718)
              = Rp 17.154.000



Contoh Ekivalensi Nilai Tahunan

CV “Mandiri” memerlukan sebuah mesin dengan spesifikasi teknis tertentu. Ada 2 alternatif pompa yang memenuhi persyaratan yaitu mesin X dan mesin Y, dengan data-data sebagai berikut:


Bila MARR= 20% per tahun, mesin yang mana yang sebaiknya dipilih?
Penyelesaian:
- Mesin X :
P=400jt, Fsisa = 200jt, n= 8 thn, A= 90jt, i=20%
Ax = P (A/P,i%,n) + A – Fsisa(A/F,i%,n)
Ax = 400jt (A/P,20%,8) + 90jt – 200jt (A/F,20%,8)
Ax = 400jt (0,26061 ) + 90 jt – 200jt (0,06061)
Ax = 104.244.000 + 90.000.000 –12.122.000
Ax = Rp. 182.122.000

- Mesin Y :
P = 700jt, Fsisa = 400jt, A= 40jt, n=12, i=20%
Ay = P (A/P,i%,n) + A – Fsisa(A/F,i%,n)
Ay = P (A/P,20%,12) + A – Fsisa(A/F,20%,12)
Ay = 700 juta x 0,22526 + 40 juta - 400 juta x 0,02526
Ay =157.682.000 + 40.000.000 –10.104.000
Ay = 187.578.000

Keputusan :
Perbandingan EUAC :
Mesin X : Rp 182.122.000
Mesin Y : Rp. 187.578.000
Pilih Mesin X karena biayanya lebih murah.






Contoh Ekivalen Nilai Sekarang











Sumber:


http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10068/Nilai+Waktu+Uang.pdf

http://syntha_n.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34961/nilai-waktu-dan-uang.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_proyek/bab4_penyelesaian_dan_evaluasi_proyek.pdf

http://s3.amazonaws.com/ppt-download/6analisisnilaitahunan-161022104915.pdf?response-content-disposition=attachment&Signature=IUyfpcXzqHN9SdLEmJoS5rQVzkI%3D&Expires=1477800970&AWSAccessKeyId=AKIAJ6D6SEMXSASXHDAQ


http://slideplayer.info/slide/3782682/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar